Nyamuk suka telinga? Ini dia penyebabnya
Jaman Baheula aya hiji nagara Reungit, anu diratuan ku reungit awéwé. Éta nagara pohara beungharna. Tentarana garagah, patihna satia.Sang ratu kacida gindingna, pakéanana hurung-hérang, maké geulang jaung suweng emas.
Dina hiji peuting keur jemplang-jeumpling, aya jelema asup ka karatonRatu reungit téa. Kabenerantantara anu jaraga sararé mani talibta, atuh éta jalma teh jongjon asup ka kamar Ratu. Kabeneran Ratu ogé keur tibra deuih. Karayap éta jalma téh ngadeukeutan Sang Ratu reungit, tuluy suweng nu dipaké ku Sang Ratu dicopot. Tapi kakara dicopot sabeulah, kaburu Sang Ratu hudang mantén, tuluy gogorowokan, “Bangsat! Bangsat! Bangsat!”
Éta jelema kaluar, terus kabur bari mawa suweng sabeulah. Tentara nu jaraga téa, tuluy harudang, tapi éta jalma teu kasusul.Isukna Sang Ratu, maréntah ka tentara jeung rahayatna, pokna, “Sakabéh bangsa reungit kudu naréangan suweng anu dipaling téa, tempoan dina unggal ceuli jelema!”
Ti harita sakabéh reungit naréangan éta suweng . Nepi ka kiwari reungit-reungit téh masih kénéh naréangan éta suweng, nempoan kana ceuli jelema-jelema, bari disada, “Suengngng.”
Begitulah cerita awal-mulanya nyamuk suka terbang disekitar telinga manusia, cerita yang di tulis oleh Bapak Suryana asal Majaléngka dan dimuat di buku yang berjudul DONGÉNG-DONGÉNG SASAKALA. Penulis sempat tertawa sendiri setelah membaca semua cerita yang ada didalam buku ini, hampir semuanya menceritakan asal-muasal yang ada di sekitar kita, tentunya apa yang ada didalamnya bukan benar menurut Ilmu Pengetahuan sekarang, hanya dongeng-dongeng versi Sunda.
Setelah membaca buku terbitan Geger Sunten Bandung ini, penulis menjadi tertarik mencari tahu kenapa nyamuk suke terbang di sekitar telinga manusia, sebenernya sudah lama sih penulis kepengen nulis yang satu ini, namun dikarenakan beru ketemu dengan buku ini dan menurut penulis agak menarik jikalau disisipkan cerita Bahasa Sunda, jika diantara pembaca ada yang engga bisa Bahasa Sunda, penulis sengaja engga bikin versi Bahasa Indonesianya, biar temen-temen bisa modus nyari temen yang bisa Bahasa Sunda buat nerjemahin ke Bahasa Indoneisia, siapa tahu aja Jodoh. eyaaa.
Penulis merasa kesulitan menemukan kenapa nyamuk suka denga telinga manusia secara ilmiah, dengan segala keterbatasan pengetahuan dan tidak ditemukannya buku yang menceritakan ihwal nyamuk suka telinga manusia, bahkan bisa jadi penulis yang malas mencari menurut ilmiahnya, terpaksa penulis menelusuri misteri ini dengan bantuan yang membuat manusia menjadi malas jika mencari menggunakan ini, serba praktis dan instan. Namun kenyataanya penulis juga menggunakan bantuan yang satu ini, secara tidak langsung penulis juga masuk dalam kategori pemalas, akhhh.
Menurut Dr. Cameroon Webb, ahli kedokteran entomologi dari Universitas Sydney. Menurutnya nyamuk yang suka dengan telinga manusia adalah nyamuk rumahan, nyamuk biasanya suka berputar-putar disekitar kepala karena mereka tertarik dengan pola pernafasan kita, bukan karena ingin menggigit, “nyamuk aktif disekitar kepala karena disitulah karbondioksida keluar” tutur Dr. Cameroon.Apa sih karbondioksida itu? Penulis Husnudzon aja semua pembaca udah tau itu, maka tidak perlu ada penjelasan terkait karbondiosida. Lalu kenapa ditanyakan atuh?Biar tulisannya keliatan panjang dikit napa, hehehe.
Penemuan Dr. Cameroon Webb juga selaras dengan apa yang di ungkapkan Rick Pollack, seorang ahli serangga dari Amerika Serikat. Rick Pollack mengungkapkan bahwa nyamuk suka berterbangan disekitar kepala karena tertarik pada hembusan karbondioksida yang dikeluarkan oleh manusia. Rick Pollackjuga menambahkan bahwa nyamuk betinalah yang lebih menyukai karbondiosida yang keluar dari tubuh kita, tetapi jika nyamuk jantan, maka berarti mereka sedang menendai tempat untuk kawin.
Sementara menurut peneliti dari Cornell University di New York yang meneliti nyamuk Aedes aegypti(salasatu jenis nyamuk), dengung nyamuk merupakan Harmonisasi duet suara dari sepasang nyamuk yang sedang mencari pasangan, nyamuk jantan akan berdengung dengan maksud menujukan kejantananya pada lawan jenisnya.
Dalam studinya para peneliti berpendapat bahwa nyamuk berdengun secara berpasangan. Hampir 70 pasangan mengepakan sayap dengan kecepatan atau frekuensi dasar, sehingga terdengar harmonisasi dan saling mencocokan dengan cara tertentu. Pada nyamuk Aedes aegypti, nyamuk jantanakan mengubah kecepatan sayapnya dua kali frekuensi awal untuk mencocokan harmonisasi dengan sang betina. Bila pasangan nyamuk ini cocok, makan akan menghasilkan perkawinan, dengan frekuensi sekitar 1.200 Hz.
Menurut pemimpin penelitian tersebut Ronald Hoy menuturkan bahwa “nyamuk betina menggunakan dengung harmoni dengun untuk mencari pasangan yang cocok dengannya. Jika sang jantan berdengun terlalu lambatm maka sang betina akan pergi menjauh”. Tuh nyamuk aja harus kerja keras buat nyari jodoh, masa kamu engga, ahayyy.
Sementara menurut sumber lain yang penulis temukan kalau nyamuk itu hewan yang bisa mendeteksi hawa panas tubuh. Terus apa hubungannya? Suhu di sekitar telinga merupakan bagian tubuh kita yang hawa panasnya paling stabil diantara bagian tubuh kita lainnya, karena nyamuk hewan yang bisa mendeteksi hawa banas tubuh maka nyamuk suka dengan area yang panas tubuhnya stabil, ya telinga tadi. Maka telinga menjati area paling favorit untuk nyamuk terbang.
Kenapa harus telinga yang panas tubunya stabil?Bukan hidung, atau kaki? Alasannya adalah membran tympani hanya berjarak 3,8 cm dari hipotalamus dan darah pada arteri karotisinterna dan eksterna, adalah pembuluh darah yang menyuplai hipotalamus danmembran tympani. Ngomong opo to le, ora ngerti? Baca aja deh, kalau ada yang salah tar benerin di kolom komentar.
Kemudian nyamuk juga suka dengan aroma keringat yang keluar dari sekitar kepala manusia. Bagian telinga merupakan bagian tubuh yang mengeluarkan keringat cukup banyak dan biasanya keringat yang keluar suka tertahan oleh rambut kita, sehingga nyamuk suka berada di area sekitaran kepala. Kalau kamu inggin sedikit terhindar dari nyamuk yang suka terbang di sekitar telinga, kamu bisa membilas rambut dahulu sebelum tidur. Kalau masih ada nyamuk, coba deh bereksperimen dengan cukur rambut dengan panjang 0,01 mm, kalau berhasil ga ada nyamuk lagi, tar kasih tahu penulis, biar jadi temuan yang baru, hehehe.
Ada juga yang menyebutkan bahwa sebenarnya nyamuk itu tidak hanya terbang di sekitaran telinga saja untuk sekedar hinggap atau ngambil darah kita. Namun nyamuk juga terbang di bagian tubuh kita yang terbuka(tidak tertutup pakayan) seperti lengan atau kaki, dikarenakan lengan dan kaki kita tidak bisa mendengar suara nyamuk itu maka kita tak peduli dan cuek saja. Kita baru merasa terganggu kalau nyamuk itu terbang di sekitar telinga dan suaranya mengganggu perjalanan kita menjelajahi nikmat tak terperi itu, eyyah.
Alasan lain menyebutkan bahwa nyamuk terbang di sekitar telinga itu mastiin kalau kita itu udah tidur lelap apa belum. Ko nyeleneh gitu alesannya? Bayangin aja, kamu mau makan, terus ada yang ganggu makan kamu, pasti ga enak lah, makannya jadi ga khusuk. Jadi ketika nyamuk makan itu, ga di ganggu karena manusianya udah tidur. Terus kenapa nyamuk itu banyaknya di daerah yang geografisnya panas, kenapa yang di daerah dingin ga ada nyamuknya? Itu karena nyamuk mikir, kalau di tempat yang dingin, pasti manusia pake jaket tebal sama selimut, pasti susah dan ribet buat ngambil darahnya, maka dari itu nyamuk mending cari nafkah(Red: Darah) di daerah panas aja, orangnya pada pake hot pants dan singlet semua, anjaiii.
Udah ya, takut kepanjangan nulisnya, tal engga di baca semua lagi kalena keliatan panjang dan engga belkualitas. Semoga dapat membeli manfaat bagi pembacanya, maaf penulis masih kecil dan polos, nulis aja masih belajal. Maka dari itu kritik dan salan sangat di halapkan oleh penulis yang masih cadel ini, Terimakasih. Itu bisa nyebut te’R’imakasih? Itu mah contoh atuh.
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.